Siapa sih yang tidak suka dengan kelezatan BANANA SPLIT yg dingin dan menyegarkan? Makanan penutup yang terbuat dari komposisi es cream, pisang, jelly dan susu kental manis. Hmm, sangat menggugah selera.
Oleh karena itu kami berempat, Linda, Arina, Babam dan Fatnan sepakat memesan makanan desert itu. Seorang pencetus dari kami mengatakan "hayu ah, urang pesen banana split". Berhubung kami anak sekolahan yang 'cekak' dan minim keuangan, akhirnya kami memutuskan "oke, kita pesen banana split satu porsi berempat. Jadi dua rebu ewanglah. Kumaha?". Dengan keputusan rapat yang sepihak tersebut, tanpa berpikir panjang kami langsung memesan banana split yang berharga Rp. 8000,00,-. "mas mas, banana splitnya satu ya!!".
Akhirnya, tidak sampai 2 menit banana split yang kami pesan telah tersedia di atas meja. Si mas waiters mengatakan sambil senyum-senyum, "maaf agak cair". Saat kami melihat ke mangkuk persegi panjang berukuran 25x5 cm, wah! Es-nya beneran cair bro!! Buyatak banget lah wujudnya. Mana pisangnya ngegulundung kuning sendiri, dihiasi dengan es coklat yang cair naudzubillah... Oh my God! Ya Allah.. Sebeginikah wujud banana split disini?
Tapi gara-gara syahwat kami yang tidak kuat untuk menyantap desert tersebut, akhirnya kami berempat langsung menyerbu banana split itu. Wajah Fatnan, -salah satu teman kami- sempat memperlihatkan 'beungeut geuleuhnya' ke es yang semakin mencair itu. Tapi karena dia sudah 'udunan', dia pun berpikir dan tidak menyia-nyiakan kesempatan untuk memakan banana split satu mangkok berempat tersebut. Kurang dari satu menit, banana splitnya sudah habis. Dasar kita, sukanya bikin sensasi. Sendok-sendok bekas mulut kami, dijilatin hingga bersih dan kinclong. Lalu kita kembalikan ke tempat sendok yang berada tepat diatas meja kami. 'kata mamah, habis makan langsung dicuci peralatan makannya', teori itulah yang menjadi dasar kejahilan kita. (Argh, kalau ingat kejadian sendok itu, parah banget!)
Sensasi telah ditebarkan di meja BR no 2. Sehingga kami mematenkan meja itu menjadi meja keramat.
Sudah cukup puas dengan apa yang kita lakukan, akhirnya kita pulang. Sebelum pulang, Linda dan Arina membayar makanan di kasir. Sedangkan Babam dan Fatnan sudah menunggu diluar dengan setia. Saat kaki Linda dan Arina mulai melangkah, kami melihat ke meja keramat yang sudah dihuni oleh manusia lain. Mereka menunggu pesanan sambil memegang sendok-sendok diatas meja tadi. Oh no! Mereka terlihat sangat sumringah saat memegang sendok-sendok itu satu per satu. Linda dan Arina tak kuat menahan tertawa. Kita berdua pun terbahak-bahak hingga kami keluar dari pintu BR. Akhirnya, kami berempat menuju tujuan masing-masing. Ada yang sholat dulu di salman, ada pun yang langsung pulang kerumah dengan rasa tanpa berdosa.
- The End -
*cerita ini didedikasikan untuk anak-anak jahil se-Bandung Raya. Khususnya Linda, Arina, Babam, dan Fatnan. We are gokil!!! Yeah.. 310809